Minggu, 08 Februari 2015

Gadis Kecil dan Jendelanya




       Di suatu masa dalam perjalan panjang, hiduplah seorang gadis kecil yang menatapi dunia dalam jendela kecilnya, melihat keramaian jalan perkotaan yang menyisihkannya dalam masyarakat kota. Dalam dunianya yang kecil, gadis itu sering menemukan hal baru yang menarik. Walaupun dengan kesendiriannya, gadis cilik itu tetap menemukan kebahagian.


Seiring dengan berjalannya waktu, gadis itu tumbuh menjadi remaja yang mulai mengerti arti teman dan sahabat, begitupula cinta. Namun lebih dari segala itu, satu hal yang selama ini didambakan oleh gadis itu yaitu seorang sahabat. Tersenyum, bermain, dan tertawa bersama dengan orang-orang baru membuatnya melupakan dunianya yang kecil, karena kini dunianya mulai meluas. Semakin luas dunianya semakin dalam gadis itu mengerti bahwa dunia sekitarnya tidak seramah dan sebaik yang dia kira. Terkadang gadis itu kembali melihat dunia melalui jendela kecilnya, dan berfikir “Apa yang orang-orang itu sembunyikan?”, begitulah yang selalu difikirkannya.


Gadis yang meranjak remaja itu menemukan bahwa yang diinginkannya adalah hal yang sulit. Dulu, gadis itu selalu tertawa bahagia dalam kesendiriannya, namun kini kesendirian itu melecuti hatinya. Sudah sering dirinya bertemu orang baru yang membuatnya bahagia, tapi detik berikutnya orang itulah yang melukai hatinya. Berkali-kali dia kembali ke dunianya untuk melupakan luka dalam hatinya, tapi berkali-kali pula dia ingin menemukan hal yang baru, orang yang baru, dan kebahagiaan yang baru. Sebagai salah satu sifat manusia yang tidak pernah merasa puas.



Menyembuhkan luka bukanlah tidak meninggalkan bekas, dan bukan tidak mungkin luka itu semakin dalam. Kini gadis remaja itu tumbuh sampai di ujung masa keremajaannya, disaat inilah seharusnya dia sudah lebih matang dan tegar. Dicambuk berbagai pengkhianatan dan cacian, dia berdiri dengan tegap, mempertahankan tubuhnya yang setiap saat bisa tumbang. Dengan matanya yang nanar melihat dunia, yang menurutnya tidak adil, menyesali segala masa pencariannya, akhirnya gadis itu pasrah dan membiarkan dirinya tenggelam dalam luapan kesedihannya.
Dengan perlahan gadis itu kini meninggalkan masa remajanya dan menatap jendela kecilnya. Melangkah menuju dunia orang-orang yang dulu dilihatnya, dimana semua orang bisa menyembunyikan wajah mereka, dan gadis itu bersumpah dalam hatinya, “Aku tidak akan pernah membuka jendela itu lagi”.

By : Mg P Rindi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar